Laporan BRIPKA I GUSTI AGUNG A.K. (Ba Biddokkes Polda Sulut) dari Sudan
Darfur adalah bagian barat Sudan yang berbatasan dengan
Republik Afrika tengah, libya dan Chad. Darfur yang daerahnya dibagi tiga
bagian yaitu, Gharb Darfur atau darfur bagian barat yang berpusat di El Geneina
( Indobatt/TNI), Janub Darfur atau Darfur bagian selatan yang berpusat di Nyala
dan Shamal Darfur atau Darfur bagian utara yang berpusat di El Fasher ( FPU Ina
)
Dilatarbelakangi krisis kemanusiaan dimana terjadi
konflik bersenjata antara kelompok militan Janjaweed
dukungan pemerintah dan kelompok-kelompok rebel. Sudan Liberation Movement
atau SLA dan Justice and Equality Movement atau JEM
adalah nama-nama kelompok rebel yang paling besar disamping ada puluhan
kelompok-kelompok bersenjata lainnya yang sedang berseteru dengan pemerintah
Sudan. Penyebab
utama dari konflik yang terjadi adalah orang-orang Darfur terutama warga kulit
hitam merasa terpinggirkan secara ekonomi, dan sekarang keinginnya adalah untuk
menentukan diri sendiri serta membagi kekuasaan dengan Khartoum.
Perseteruan tersebut mewarnai penyerangan dan pembunuhan
masal terhadap penduduk sipil sehingga banyak jiwa melayang dan kehilangan
tempat tinggal dan harus tinggal ditempat-tempat pengungsian yang tersebar di
berbagai daerah di Darfur dan mengharapkan bantuan dari organisasi kemanusiaan
dunia seperti WHO, UNICEF, UNHCR dan beberapa organisasi pemerintah maupun non pemerintah
lainnya .
Untuk itulah PBB pada bulan Juni 2007 bekerjasama dengan Africa Union melaksanakan misi perdamaian dengan nama UNAMID atau United Nation and Africa Union Mission in
Darfur dalam mengurangi tindakan kekerasan yang terjadi serta untuk memantau
perjanjian perdamaian atau DPA ( Darfur Peace Agreement ) antara pemerintah
Darfur dengan para kelompok rebel bersenjata tersebut.
Berada di daerah misi Perserikatan Bangsa Bangsa adalah
suatu kehidupan yang sangat menantang , ngeri-ngeri sedap kata orang. Sebagai
seorang personil polisi kita harus selalu siap ditugaskan dimana saja dan kapan saja, meskipun harus
meninggalkan keluarga tercinta. Di dalam
maupun di luar negeri.
Semua daerah misi PBB adalah daerah konflik baik itu
sedang atau pasca perang, antar negara atau perang saudara yang berakibat pada krisis kemanusiaan, kelaparan
dan pengungsian. Orang berkulit hitam legam kurus kering tinggal tulang, bau,
lalat ,wajah-wajah memelas, anak-anak kotor yang sepertinya tidak pernah
tersentuh air semenjak mereka lahir membuat hati terhenyut. Cerita-cerita
mereka tentang kekejaman perang, kekejaman para pembantai dan pemberontak yang
tidak punya sedikitpun rasa kemanusiaan akan mewarnai hari-hari di daerah misi.
Cerita menyayat hati tentang hilangnya atau bahkan terbunuhnya orang tua, anak,
saudara, keluarga maupun kerabat akan selalu kita dengar.
Bertemu serta bergaul dengan personil dari berbagai
negara dan benua adalah cerita lain dari tugas di suatu daerah misi perdamaian.
Menghadapi berbagai tempramen manusia yang berbeda yang dibawa orang dari
negara mereka adalah salah satu tantangan lain yang tidak ringan. Tingkah laku
lucu dan konyol menurut kebiasaan kita
yang dilakukan oleh orang dari negara lain akan setiap hari kita temui. Cross
culture understanding atau pemahaman tentang budaya dan kebiasaan orang lain
harus benar benar dipahami oleh setiap orang jika tidak, culture shock yang
tidak jarang berujung pada konflik antar sesama akan terjadi. Makanan dan cuaca
juga akan menjadi persoalan bagi kita, jika kita tidak siap menghadapi
perubahannya.
Akhir
tahun 2014 merupakan tahun ke-7 kehadiran kontingen FPU Indonesia pada misi ini dengan jumlah personil yang sama dengan FPU sebelumnya
yakni 140 orang dengan komposisi 120 pasukan taktis dan 20 pendukung. Pasukan
taktis yang terbagi menjadi 4 pleton ; Alpha, Bravo , Charlie dan delta serta
pleton pendukung/suport. Saya adalah salah satu personil pleton suport dalam
bidang kesehatan/medical team disamping
ada bidang lainnya seperti seksi Oprasional, Minpers, Logistik, IT, Ration ,
Water Treatment, Duty Officer, Security Camp dan Mekanik ( Ranmor,AC dan
Genset).
Dasar
Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Peraturan Presidan Republik Indonesia nomor 50 tahun 2010 tentang Satuan
Tugas Unit Berseragam (Formed Police
Unit/FPU) Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaian di Darfur/Sudan, Surat Perintah Kapolri Nomor : Sprin / 2280 / XII / 2014
tanggal 2 Desember 2014
tentang Satuan Tugas Unit Polisi Berseragam (Formed Police Unit / FPU)
Indonesia VII dalam misi perdamaian PBB di Darfur, Sudan.
Secara garis besar tugas FPU sesuai Mandat Resolusi Dewan Keamanan PBB ; Melindungi masyarakat sipil di IDP Camps terutama wanita
dan anak-anak, Melindungi Personil PBB yang tidak bersenjata termasuk Police
Adviser/IPO, Mengamankan fasilitas PBB yang ada di daerah misi
Perubahan
tugas merupakan konsekuensi logis
dari dinamika tugas yang sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi di lapangan. Demikian halnya dengan tugas FPU Ina VII yang mendapat
tugas pengawalan staf Unamid, VIP , pengamanan
Zona C yaitu area tempat tinggal personil PBB yang tinggal di luar Super camp,
pengamanan pintu masuk bagi pejalan kaki yang akan bekerja di kantor Unamid dan
pengamanan Super camp, yang mana akan menjadi pengalaman baru dan tantangan
dalam melaksanakan tugas. Tentunya berbekal latihan praoperasi selama 90 hari (
Agustus-November 2014) dan pengalaman tugas personel sewaktu di tanah air,
menjadi modal untuk bisa dan mampu menjalankan tugas sesuai mandat PBB.
Super camp adalah area dimana terdapat kantor-kantor
PBB/Unamid seperti MHQ/markas besar Unamid , kantor Sector North, kantor-kantor
lainnya dan akomodasi staf Unamid serta camp-camp kontingen yang terlibat dalam
misi Unamid seperti Rwanda batt, Nepal forces , Gambia coy, Pakistan, Kenya MP
, Egypt FPU dan Garuda camp.
Tingkat kepercayaan yang lebih dari personel FPU
coordinator sector north kepada FPU Ina VII sehingga kami mendapat tambahan
tugas untuk melatih GOS Police dan training
kepada IPO/Individual Police Officer
yang baru bertugas/tiba di El Fasher. Dari FPU Ina I – FPU Ina VI mendapat
penilaian yang sangat baik bahkan mendapat penghargaan FPU terbaik dari Unamid.
Hal ini memacu FPU VII untuk bekerja lebih baik lagi untuk nama baik bangsa dan
negara terkhusus buat Polri.
Kami selalu siap siaga dalam segala situasi dan kondisi
terlebih saat patroli dan pengawalan hampir selalu bertemu dengan kelompok
bersenjata dengan menggunakan mobil pick up bersenjata lengkap Ak 47, senjata
kal.12.7, anti tank. Kami tidak tahu apakah itu pemberontak atau milisi, bila
bertemu dan memungkinkan kami memberi salam dan mereka pasti menjawab “Indonisi
Tamam“. Tamam sama artinya dengan baik, apakah maksud mereka
kita baik terhadap anak-anak mereka??? Memang saat patroli kami sering memberi
makanan dan minuman kepada anak-anak yang selalu menghampiri kami walaupun
sebenarnya itu dilarang oleh Unamid. Ya, kami berusaha membantu apa yang bisa
kita berikan, diantara anak-anak itu ada yang tahu lagu mars brimob, Indonesia
raya walaupun terbata-bata dan tidak lengkap, menurut informasi sih mereka
semua anak-anak binaan dari FPU-FPU sebelumnya.
Sampai saat ini memasuki bulan ke delapan pola tugas yang
diatur oleh Sector North selalu berubah untuk mendapatkan hasil yang maksimal
demikian pula pelaksanaan tugas FPU Ina VII sudah membuat prestasi diantaranya
penggagalan percobaan perampokan terhadap IPO di area zona C dan penggagalan
car jacking terhadap fasilitas/kendaraan staf Unamid.
Demikian halnya dengan pleton suport/pendukung yang
bekerja maksimal untuk pelaksanaan tugas pasukan taktis dilapangan, ini
ditandai dengan hasil Contingent Owned
Equipment(COE) yang dilaksanakan oleh Unamid mendapatkan hasil yang
memuaskan. Tanpa hasil yang baik tentunya pelaksanaan tugas pleton taktis
mengalami kendala seperti contoh jika kendaraaan rusak, tentu pelaksanaan
patroli , pengawalan dll tidak bisa terlaksana demikian halnya jika ada yang
sakit tentu akan kekurangan personil dilapangan.
Cerita yang menarik dari pleton suport adalah karena
permintaan tugas/task order dari Unamid/sector
north yang lumayan padat, dalam satu tugas patroli seluruh personilnya
adalah perwira suport memang agak aneh tapi itulah situasi dilapangan dan semua
personil harus siap. Sampai saat ini personil bintara dan perwira suport juga
melaksanakan tugas taktikal bergabung dengan pleton taktis.
Di daerah misi tidak selalu berkutat akan tugas, sebagai
penyeimbang Unamid menggelar beberapa turnamen seperti volly ball, lomba lari,
tenis meja, catur dan bola kaki pantai. Personil FPU Ina VII mendapatkan juara
pada permainan catur dan tenis meja, untuk lomba lari dan volly ball kami belum
beruntung tapi salah satu pemain FPU Ina VII menjadi icon/star volly ball
Unamid dan untuk bola kaki kami tidak ikut serta karena pertandingan tersebut
rawan akan cidera.
Yang menjadi kendala buat saya pribadi di daerah misi
adalah cuaca, dimana saat kami tiba cuaca begitu dingin bahkan sampe pada siang
hari, suhu terendah pernah mencapai 40C. Suhu dingin kami rasakan
dari bulan Desember s/d awal
Februari kemudian berganti dengan suhu
panas yang sering terjadi badai pasir/haboob, memang ciri khas daerah padang
pasir adalah panas, ini mulai Februari s/d awal Agustus. Suhu bisa mencapai 500C,
dengan suhu tersebut personil yang melaksanakan patroli dengan menggunakan uniform lengkap seperti body vest, helmet dll secara otomatis
akan menambah panas sehingga harus benar-benar di ingatkan oleh kami tim
kesehatan untuk selalu memenuhi kebutuhan air minum agar terhindar dari
dehidrasi.
Memasuki pertengahan bulan Agustus ini saat yang dinanti
masyarakat Darfur dan tidak terkecuali para peacekeeper yaitu hujan.Tapi jangan
salah, satu jam hujan yang tidak deras base
camp kami tergenang air ya begitulah kontur tanah Sudan tidak menyerap air
efeknya sudah pasti becek dan lumpur pasir dimana mana, setidaknya mulai adem
dikit.
Sesuai jadwal misi kami berakhir akhir Nopember jadi
sekitar 3 bulan kedepan, semoga Tuhan selalu melindungi tugas kami sampai
dengan akhir misi dan tiba di tanah air dengan selamat, buat saya dan
teman-teman suport, masih ada satu COE
lagi, rencana kunjungan DPR RI dan kegiatan Medal Parade yang belum terlaksana.
Terima kasih untuk pimpinan Polri pada tingkat Mabes dan
Polda Sulut khususnya yang memberikan saya kesempatan jalan-jalan gratis ke
tanah Afrika sungguh pengalaman dan kebanggaan yang tidak ternilai harganya serta
dukungan keluarga, senior/rekan-rekan Biddokkes dan leteng SDB’02.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar