Kamis, 17 September 2015

FPU INDONESIA VII PADA MISI UNAMID ( United Nation and Africa Union Mission in Darfur)

Laporan BRIPKA I GUSTI AGUNG A.K. (Ba Biddokkes Polda Sulut) dari Sudan

Darfur adalah bagian barat Sudan yang berbatasan dengan Republik Afrika tengah, libya dan Chad. Darfur yang daerahnya dibagi tiga bagian yaitu, Gharb Darfur atau darfur bagian barat yang berpusat di El Geneina ( Indobatt/TNI), Janub Darfur atau Darfur bagian selatan yang berpusat di Nyala dan Shamal Darfur atau Darfur bagian utara yang berpusat di El Fasher ( FPU Ina )

Dilatarbelakangi krisis kemanusiaan dimana terjadi konflik bersenjata antara kelompok militan Janjaweed dukungan pemerintah dan kelompok-kelompok rebel. Sudan Liberation Movement atau SLA dan Justice and Equality Movement atau JEM adalah nama-nama kelompok rebel yang paling besar disamping ada puluhan kelompok-kelompok bersenjata lainnya yang sedang berseteru dengan pemerintah Sudan. Penyebab utama dari konflik yang terjadi adalah orang-orang Darfur terutama warga kulit hitam merasa terpinggirkan secara ekonomi, dan sekarang keinginnya adalah untuk menentukan diri sendiri serta membagi kekuasaan dengan Khartoum.

Disela-sela istirahat bersama anak-anak Sudan
Perseteruan tersebut mewarnai penyerangan dan pembunuhan masal terhadap penduduk sipil sehingga banyak jiwa melayang dan kehilangan tempat tinggal dan harus tinggal ditempat-tempat pengungsian yang tersebar di berbagai daerah di Darfur dan mengharapkan bantuan dari organisasi kemanusiaan dunia seperti WHO, UNICEF, UNHCR dan beberapa organisasi pemerintah maupun non ­pemerintah lainnya .









Untuk itulah PBB pada bulan Juni 2007  bekerjasama dengan Africa Union melaksanakan misi perdamaian dengan nama UNAMID atau United Nation and Africa Union Mission in Darfur dalam mengurangi tindakan kekerasan yang terjadi serta untuk memantau perjanjian perdamaian atau DPA ( Darfur Peace Agreement ) antara pemerintah Darfur dengan para kelompok rebel bersenjata tersebut.

Berada di daerah misi Perserikatan Bangsa Bangsa adalah suatu kehidupan yang sangat menantang , ngeri-ngeri sedap kata orang. Sebagai seorang personil polisi kita harus selalu siap ditugaskan  dimana saja dan kapan saja, meskipun harus meninggalkan keluarga  tercinta. Di dalam maupun di luar negeri.

Semua daerah misi PBB adalah daerah konflik baik itu sedang atau pasca perang, antar negara atau perang saudara yang  berakibat pada krisis kemanusiaan, kelaparan dan pengungsian. Orang berkulit hitam legam kurus kering tinggal tulang, bau, lalat ,wajah-wajah memelas, anak-anak kotor yang sepertinya tidak pernah tersentuh air semenjak mereka lahir membuat hati terhenyut. Cerita-cerita mereka tentang kekejaman perang, kekejaman para pembantai dan pemberontak yang tidak punya sedikitpun rasa kemanusiaan akan mewarnai hari-hari di daerah misi. Cerita menyayat hati tentang hilangnya atau bahkan terbunuhnya orang tua, anak, saudara, keluarga maupun kerabat akan selalu kita dengar.

Bertemu serta bergaul dengan personil dari berbagai negara dan benua adalah cerita lain dari tugas di suatu daerah misi perdamaian. Menghadapi berbagai tempramen manusia yang berbeda yang dibawa orang dari negara mereka adalah salah satu tantangan lain yang tidak ringan. Tingkah laku lucu dan konyol menurut kebiasaan  kita yang dilakukan oleh orang dari negara lain akan setiap hari kita temui. Cross culture understanding atau pemahaman tentang budaya dan kebiasaan orang lain harus benar benar dipahami oleh setiap orang jika tidak, culture shock yang tidak jarang berujung pada konflik antar sesama akan terjadi. Makanan dan cuaca juga akan menjadi persoalan bagi kita, jika kita tidak siap menghadapi perubahannya.

Akhir tahun 2014 merupakan tahun ke-7 kehadiran kontingen FPU Indonesia pada misi ini dengan jumlah personil yang sama dengan FPU sebelumnya yakni 140 orang dengan komposisi 120 pasukan taktis dan 20 pendukung. Pasukan taktis yang terbagi menjadi 4 pleton ; Alpha, Bravo , Charlie dan delta serta pleton pendukung/suport. Saya adalah salah satu personil pleton suport dalam bidang kesehatan/medical team disamping ada bidang lainnya seperti seksi Oprasional, Minpers, Logistik, IT, Ration , Water Treatment, Duty Officer, Security Camp dan Mekanik ( Ranmor,AC dan Genset).

Dasar
Pembukaan  Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Peraturan Presidan Republik Indonesia nomor 50 tahun 2010 tentang Satuan Tugas Unit Berseragam (Formed Police Unit/FPU) Indonesia dalam misi pemeliharaan perdamaian di Darfur/Sudan, Surat Perintah Kapolri Nomor : Sprin / 2280 / XII / 2014 tanggal 2 Desember 2014 tentang Satuan Tugas Unit Polisi Berseragam (Formed Police Unit / FPU) Indonesia VII dalam misi perdamaian PBB di Darfur, Sudan.

Secara garis besar  tugas FPU sesuai Mandat  Resolusi Dewan Keamanan PBB ; Melindungi masyarakat sipil di IDP Camps terutama wanita dan anak-anak, Melindungi Personil PBB yang tidak bersenjata termasuk Police Adviser/IPO, Mengamankan fasilitas PBB yang ada di daerah misi

Perubahan tugas merupakan konsekuensi logis dari dinamika tugas yang sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi di lapangan. Demikian halnya dengan tugas FPU Ina VII yang mendapat tugas  pengawalan staf Unamid, VIP , pengamanan Zona C yaitu area tempat tinggal personil PBB yang tinggal di luar Super camp, pengamanan pintu masuk bagi pejalan kaki yang akan bekerja di kantor Unamid dan pengamanan Super camp, yang mana akan menjadi pengalaman baru dan tantangan dalam melaksanakan tugas. Tentunya berbekal latihan praoperasi selama 90 hari ( Agustus-November 2014) dan pengalaman tugas personel sewaktu di tanah air, menjadi modal untuk bisa dan mampu menjalankan tugas sesuai mandat PBB.

Super camp adalah area dimana terdapat kantor-kantor PBB/Unamid seperti MHQ/markas besar Unamid , kantor Sector North, kantor-kantor lainnya dan akomodasi staf Unamid serta camp-camp kontingen yang terlibat dalam misi Unamid seperti Rwanda batt, Nepal forces , Gambia coy, Pakistan, Kenya MP , Egypt FPU dan Garuda camp.

Tingkat kepercayaan yang lebih dari personel FPU coordinator sector north kepada FPU Ina VII sehingga kami mendapat tambahan tugas untuk melatih GOS Police dan training kepada IPO/Individual Police Officer yang baru bertugas/tiba di El Fasher. Dari FPU Ina I – FPU Ina VI mendapat penilaian yang sangat baik bahkan mendapat penghargaan FPU terbaik dari Unamid. Hal ini memacu FPU VII untuk bekerja lebih baik lagi untuk nama baik bangsa dan negara terkhusus buat Polri.

Kami selalu siap siaga dalam segala situasi dan kondisi terlebih saat patroli dan pengawalan hampir selalu bertemu dengan kelompok bersenjata dengan menggunakan mobil pick up bersenjata lengkap Ak 47, senjata kal.12.7, anti tank. Kami tidak tahu apakah itu pemberontak atau milisi, bila bertemu dan memungkinkan kami memberi salam dan mereka pasti menjawab “Indonisi Tamam“. Tamam sama artinya dengan baik, apakah maksud mereka kita baik terhadap anak-anak mereka??? Memang saat patroli kami sering memberi makanan dan minuman kepada anak-anak yang selalu menghampiri kami walaupun sebenarnya itu dilarang oleh Unamid. Ya, kami berusaha membantu apa yang bisa kita berikan, diantara anak-anak itu ada yang tahu lagu mars brimob, Indonesia raya walaupun terbata-bata dan tidak lengkap, menurut informasi sih mereka semua anak-anak binaan dari FPU-FPU sebelumnya.

Sampai saat ini memasuki bulan ke delapan pola tugas yang diatur oleh Sector North selalu berubah untuk mendapatkan hasil yang maksimal demikian pula pelaksanaan tugas FPU Ina VII sudah membuat prestasi diantaranya penggagalan percobaan perampokan terhadap IPO di area zona C dan penggagalan car jacking terhadap fasilitas/kendaraan staf Unamid.

Demikian halnya dengan pleton suport/pendukung yang bekerja maksimal untuk pelaksanaan tugas pasukan taktis dilapangan, ini ditandai dengan hasil Contingent Owned Equipment(COE) yang dilaksanakan oleh Unamid mendapatkan hasil yang memuaskan. Tanpa hasil yang baik tentunya pelaksanaan tugas pleton taktis mengalami kendala seperti contoh jika kendaraaan rusak, tentu pelaksanaan patroli , pengawalan dll tidak bisa terlaksana demikian halnya jika ada yang sakit tentu akan kekurangan personil dilapangan.

Cerita yang menarik dari pleton suport adalah karena permintaan tugas/task order dari Unamid/sector north yang lumayan padat, dalam satu tugas patroli seluruh personilnya adalah perwira suport memang agak aneh tapi itulah situasi dilapangan dan semua personil harus siap. Sampai saat ini personil bintara dan perwira suport juga melaksanakan tugas taktikal bergabung dengan pleton taktis.

Di daerah misi tidak selalu berkutat akan tugas, sebagai penyeimbang Unamid menggelar beberapa turnamen seperti volly ball, lomba lari, tenis meja, catur dan bola kaki pantai. Personil FPU Ina VII mendapatkan juara pada permainan catur dan tenis meja, untuk lomba lari dan volly ball kami belum beruntung tapi salah satu pemain FPU Ina VII menjadi icon/star volly ball Unamid dan untuk bola kaki kami tidak ikut serta karena pertandingan tersebut rawan akan cidera.

Yang menjadi kendala buat saya pribadi di daerah misi adalah cuaca, dimana saat kami tiba cuaca begitu dingin bahkan sampe pada siang hari, suhu terendah pernah mencapai 40C. Suhu dingin kami rasakan dari bulan Desember  s/d awal Februari  kemudian berganti dengan suhu panas yang sering terjadi badai pasir/haboob, memang ciri khas daerah padang pasir adalah panas, ini mulai Februari s/d awal Agustus. Suhu bisa mencapai 500C, dengan suhu tersebut personil yang melaksanakan patroli dengan menggunakan uniform lengkap seperti body vest, helmet dll secara otomatis akan menambah panas sehingga harus benar-benar di ingatkan oleh kami tim kesehatan untuk selalu memenuhi kebutuhan air minum agar terhindar dari dehidrasi.

Memasuki pertengahan bulan Agustus ini saat yang dinanti masyarakat Darfur dan tidak terkecuali para peacekeeper yaitu hujan.Tapi jangan salah, satu jam hujan yang tidak deras base camp kami tergenang air ya begitulah kontur tanah Sudan tidak menyerap air efeknya sudah pasti becek dan lumpur pasir dimana mana, setidaknya mulai adem dikit.

Sesuai jadwal misi kami berakhir akhir Nopember jadi sekitar 3 bulan kedepan, semoga Tuhan selalu melindungi tugas kami sampai dengan akhir misi dan tiba di tanah air dengan selamat, buat saya dan teman-teman suport, masih ada satu COE lagi, rencana kunjungan DPR RI dan kegiatan Medal Parade yang belum terlaksana.



Terima kasih untuk pimpinan Polri pada tingkat Mabes dan Polda Sulut khususnya yang memberikan saya kesempatan jalan-jalan gratis ke tanah Afrika sungguh pengalaman dan kebanggaan yang tidak ternilai harganya serta dukungan keluarga, senior/rekan-rekan Biddokkes dan leteng SDB’02.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar